MAKALAH
GEOGRAFI REGIONAL DUNIA
ISRAEL DAN
KOMORO
Makalah
ini disusun guna memenuhi tugas matakuliah Geografi Regional Dunia
RAHMINA HARAHAP ( 1113015000037 )
KELAS 4A
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
I.
Negara Israel
A.
SEJARAH
Awal sejarah
Tanah Israel, yang dikenal dalam
bahasa Ibrani sebagai Eretz Yisrael, merupakan tanah suci orang Yahudi. Menurut kitab Taurat, Tanah Israel
dijanjikan kepada tiga Patriark Yahudi oleh Tuhan sebagai tanah
air mereka. Pada
cendekiawan memperkirakan periode ini ada pada milenium ke-2 SM. Menurut pandangan tradisional, sekitar abad
ke-11 SM, beberapa kerajaan dan negara Israel didirikan disekitar Tanah Israel;
Kerajaan-kerajaan dan negara-negara ini memerintah selama seribu tahun ke
depan.
Antara periode
Kerajaan-kerajaan Israel dan penaklukan Muslim abad ke-7,
Tanah Israeljatuh di bawah pemerintahanKerajaan Israel,Kerajaan Yehuda Asiria, Babilonia, Persia, Yunani, Romawi, Sassania, dan Bizantium. Keberadaan
orang Yahudi di wilayah tersebut berkurang drastis setelah kegagalan Perang Bar Kokhba melawan Kekaisaran Romawi pada tahun
132, menyebabkan pengusiran besar-besaran Yahudi. Pada tahun 628/9, Kaisar
Bizantium Heraklius memerintahkan
pembantaian dan pengusiran orang-orang Yahudi, mengakibatkan populasi Yahudi
menurun lebih jauh. Walau demikian, terdapat sekelompok kecil populasi Yahudi
yang masih menetap di tanah Israel. Tanah Israel direbut dari Kekaisaran
Bizantium sekitar tahun 636 oleh penakluk Muslim. Selama lebih
dari enam abad, kontrol wilayah tersebut berada di bawah kontrol Umayyah, Abbasiyah dan Tentara
Salib sebelum jatuh di bawah Kesultanan Mameluk pada tahun
1260. Pada tahun 1516, Tanah Israel menjadi bagian dari Kesultanan
Utsmaniyah, yang memerintah wilayah tersebut sampai pada abad
ke-20.
Zionisme dan
mandat Britania
Orang-orang
Yahudi yang berdiaspora telah lama
bercita-cita untuk kembali ke Zion dan Tanah Israel. Harapan dan
kerinduan tersebut tercatat pada Alkitab dan merupakan
tema pusat pada buku doa Yahudi. Pada
permulaan abad ke-12, penindasan Yahudi oleh Katolik mendorong
perpindahan orang-orang Yahudi Eropa ke Tanah Suci dan
meningkatkan jumlah populasi Yahudi setelah pengusiran orang Yahudi dari
Spanyol pada tahun 1492. Selama abad ke-16, komunitas-komunitas besar Yahudi
kebanyakan berpusat pada Empat Kota Suci Yahudi, yaitu Yerusalem, Hebron, Tiberias, dan Safed. Pada
pertengahan kedua abad ke-18, keseluruhan komunitas Hasidut yang berasal
dari Eropa Timur telah berpindah ke Tanah Suci.
Imigrasi dalam
skala besar, dikenal sebagai Aliyah Pertama (Bahasa
Ibrani: עלייה),
dimulai pada tahun 1881, yakni pada saat orang-orang Yahudi melarikan diri dari
pogrom di Eropa Timur. Manakala
gerakan Zionisme telah ada sejak dahulu kala, Theodor Herzl merupakan
orang Yahudi pertama yang mendirikan gerakan politik Zionisme yakni gerakan
yang bertujuan mendirikan negara Yahudi di Tanah Israel. Pada tahun
1896, Herzl menerbitkan buku Der Judenstaat (Negara
Yahudi), memaparkan visinya tentang negara masa depan Yahudi; Tahun
berikutnya ia kemudian mengetuai Kongres Zionis
Sedunia pertama.
Aliyah Kedua (1904–1914)
dimulai setelah terjadinya pogrom Kishinev. Sekitar
40.000 orang Yahudi kemudian berpindah ke Palestina. Baik gelombang pertama dan
kedua migrasi tersebut utamanya adalah Yahudi Ortodoks, namun pada
Aliyah Kedua ini juga meliputi pelopor-pelopor gerakan kibbutz. Selama Perang Dunia I, Menteri Luar
Negeri Britania Arthur Balfour mengeluarkan
pernyataan yang dikenal sebagai Deklarasi
Balfour, yaitu deklarasi yang mendukung pendirian negara Yahudi
di tanah Palestina. Atas permintaan Edwin Samuel
Montagu dan Lord Curzon, disisipkan
pula pernyataan "it being clearly understood that nothing shall be done
which may prejudice the civil and religious rights of existing non-Jewish
communities in Palestine, or the rights and political status enjoyed by Jews in
any other country".Legiun Yahudi, sekelompok
batalion yang terdiri dari sukarelawan-sukarelawan Zionis, kemudian membantu
Britania menaklukkan Palestina. Oposisi Arab terhadap rencana ini berujung pada
Kerusuhan
Palestina 1920 dan pembentukan organisasi Yahudi yang dikenal sebagai Haganah (dalam Bahasa
Ibrani artinya "Pertahanan").
Pada tahun
1922, Liga
Bangsa-Bangsa mempercayakan mandat atas Palestina kepada
Britania Raya. Populasi wilayah ini pada saat itu secara dominan merupakan Arab
Muslim, sedangkan pada wilayah perkotaan seperti Yerusalem, secara dominan
merupakan Yahudi.
Imigrasi
Yahudi berlanjut dengan Aliyah Ketiga (1919–1923)
dan Aliyah Keempat (1924–1929),
secara keseluruhan membawa 100.000 orang Yahudi ke Palestina. Setelah
terjadinya kerusuhan Jaffa, Britania
membatasi imigrasi Yahudi, dan wilayah yang ditujukan sebagai negara Yahudi
dialokasikan di Transyordania. Meningkatnya
gerakan Nazi pada tahun
1930 menyebabkan Aliyah kelima (1929-1939)
dengan masukknya seperempat juta orang Yahudi ke Palestina. Gelombang masuknya
Yahudi secara besar-besaran ini menimbulkan Pemberontakan Arab di Palestina 1936-1939, memaksa
Britania membatasi imigrasi dengan mengeluarkan Buku Putih 1939. Sebagai
reaksi atas penolakan negara-negara di dunia yang menolak menerima pengungsi
Yahudi yang melarikan diri dari Holocaust, dibentuklah
gerakan bawah tanah yang dikenal sebagai Aliyah Bet yang bertujuan
untuk membawa orang-orang Yahudi ke Palestina. Pada akhir Perang Dunia II, jumlah
populasi orang Yahudi telah mencapai 33% populasi Palestina, meningkat drastis
dari sebelumnya yang hanya 11% pada tahun 1922.
Kemerdekaan
dan tahun-tahun pertama
Setelah 1945,
Britania Raya menjadi terlibat dalam konflik kekerasan dengan Yahudi. Pada
tahun 1947, pemerintah Britania menarik diri dari Mandat Palestina, menyatakan
bahwa Britania tidak dapat mencapai solusi yang diterima baik oleh orang Arab
maupun Yahudi. Badan PBB yang baru
saja dibentuk kemudian menyetujui Rencana Pembagian PBB (Resolusi
Majelis Umum PBB 18) pada 29 November 1947. Rencana pembagian ini membagi
Palestina menjadi dua negara, satu negara Arab, dan satu negara Yahudi. Yerusalem ditujukan
sebagai kota Internasional – corpus separatum – yang
diadministrasi oleh PBB untuk menghindari konflik status kota tersebut.
Komunitas Yahudi menerima rencana tersebut, tetapi Liga Arab dan Komite Tinggi
Arab menolaknya atas alasan kaum Yahudi mendapat 55% dari
seluruh wilayah tanah meskipun hanya merupakan 30% dari seluruh penduduk di
daerah ini. Pada 1 Desember 1947, Komite Tinggi Arab mendeklarasikan pemogokan
selama 3 hari, dan kelompok-kelompok Arab mulai menyerang target-target Yahudi.
Perang saudara dimulai ketika kaum Yahudi yang mula-mulanya bersifat defensif
perlahan-lahan menjadi ofensif. Ekonomi warga Arab-Palestina runtuh dan sekitar
250.000 warga Arab-Palestina diusir ataupun melarikan diri
Pada 14 Mei
1948, sehari sebelum akhir Mandat Britania, Agensi Yahudi memproklamasikan
kemerdekaan dan menamakan negara yang didirikan tersebut sebagai
"Israel". Sehari kemudian, gabungan lima negara Arab – Mesir,
Suriah, Yordania, Lebanon dan Irak –menyerang Israel, menimbulkan Perang
Arab-Israel 1948. Maroko, Sudan, Yemen dan Arab Saudi juga membantu
mengirimkan pasukan. Setelah satu tahun pertempuran, genjatan senjata dideklarasikan dan batas
wilayah sementara yang dikenal sebagai Garis Hijau ditentukan. Yordania
kemudian menganeksasi wilayah yang dikenal sebagai Tepi Barat dan Yerusalem Timur, sedangkan
Mesir mengontrol Jalur Gaza. Israel
kemudian diterima sebagai anggota PBB pada tanggal
11 Mei 1949. Selama konflik ini, sekitar 711.000 orang Arab Palestina (80%
populasi Arab) mengungsi keluar Palestina
Pada masa-masa
awal kemerdekannya, gerakan Zionisme buruh yang dipimpin
oleh Perdana Menteri David Ben-Gurion mendominasi
politik Israel. Tahun-tahun ini ditandai dengan imigrasi massal para korban
yang selamat dari Holocaust dan
orang-orang Yahudi yang diusir dari tanah Arab. Populasi Israel meningkat dari
800.000 menjadi 2.000.000 dalam jangka waktu sepuluh tahun antara 1948 sampai
dengan 1958. Kebanyakan pengungsi tersebut ditempatkan di perkemahan-perkemahan
yang dikenal sebagai ma'abarot. Sampai tahun
1952, 200.000 imigran bertempat tingal di kota kemah ini. Adanya desakan untuk
menyelesaikan krisis ini memaksa Ben-Gurion menandatangani perjanjian antara
Jerman Barat dengan Israel. Perjanjian ini menimbulkan protes besar kaum Yahudi
yang tidak setuju Israel berhubungan dengan Jerman.
Selama tahun
1950-an, Israel terus menerus diserang oleh militan Palestina yang kebanyakan
berasal dari Jalur Gaza yang diduduki
oleh Mesir. Pada tahun 1956, Israel bergabung ke dalam sebuah aliansi rahasia bersama
dengan Britania Raya dan Perancis, yang
betujuan untuk merebut kembali Terusan Suez yang
sebelumnya telah dinasionalisasi oleh Mesir (lihat Krisis Suez). Walaupun
berhasil merebut Semenanjung
Sinai, Israel dipaksa untuk mundur atas tekanan dari Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai ganti
atas jaminan hak pelayaran Israel di Laut Merah dan Terusan
Suez.
Pada permulaan
dekade selanjutnya, Israel berhasil menangkap dan mengadili Adolf Eichmann, seorang
penggagas utama Solusi Akhir yang
bersembunyi di Argentina. Peradilan
ini memiliki pengaruh yang kuat terhadap kepedulian publik terhadap Holocaust, dan sampai
sekarang Eichmann merupakan satu-satunya orang yang dieksekusi oleh IsraeL walaupun John Demjanjuk juga dijatuhi
hukuman mati sebelum kemudian putusan tersebut dibalikkan oleh Mahkamah Agung
Israel
Negara-negara
Arab selama bertahun-tahun menolak hak Israel untuk berdiri. Nasionalisme Arab yang dipimpin
oleh Nasser menyerukan
penghancuran negara Israel. Pada tahun 1967, Mesir, Suriah, dan Yordania
menutup perbatasannya dengan Israel dan mengusir pasukan perdamaian PBB keluar dari
wilayah tersebut serta memblokade akses Israel terhadap Laut Merah. Israel
kemudian melancarkan serangan terhadap pangkalan angkatan udara Mesir karena
takut akan terjadinya invasi oleh Mesir. Hal ini kemudian berujung pada Perang Enam Hari yang kemudian
dimenangkan oleh Israel. Pada perang ini, Israel berhasil merebut Tepi Barat, Jalur Gaza, Semenanjung Sinai, dan Dataran Tinggi
Golan. Garis Hijau menjadi penanda batas antara wilayah
administrasi Israel dengan Wilayah
pendudukan Israel. Batas wilayah Yerusalem juga
diperluas dengan memasukkan wilayah Yerusalem Timur. Sebuah undang-undang
yang mengesahkan pemasukan wilayah ini kemudian ditetapkan. Hal ini kemudian
berujung pada Resolusi Dewan Keamanan PBB 478 yang menyatakan bahwa penetapan
ini tidak sah dan melanggar hukum internasional.
Kegagalan
negara-negara Arab pada perang tahun 1967 kemudian menyebabkan tumbuhnya
gerakan kemerdekaan Palestina oleh Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Pada
akhir 1960-an dan awal 1970-an, beberapa kelompok militer Palestina melancarkan
berbagai gelombang serangan[70] terhadap
warga-warga Israel di seluruh dunia, termasuk pula pembunuhan
atlet-atlet Israel pada Olimpiade
München 1972. Israel membalas aksi tersebut dengan melancarkan Operasi Wrath of
God (Murka Allah). Pada operasi ini, orang-orang yang
bertanggung jawab terhadap peristiwa München ini dilacak dan dibunuh
Pada hari Yom Kippur 6 Oktober
1973 yang merupakan hari suci Yahudi, pasukan Mesir dan Suriah melancarkan serangan mendadak terhadap
Israel. Perang tersebut berakhir pada tanggal 26 Oktober dengan Israel berhasil
memukul balik pasukan Mesir dan Suriah. Walaupun demikian perang ini dianggap
sebagai kekalahan Israel. Sebuah komisi yang dibentuk
untuk menginvestigasi perang ini membebaskan pemerintah Israel dari tanggung
jawab. Namun kemarahan publik Israel pada akhirnya memaksa Perdana Menteri Golda Meir untuk
mengundurkan diri.
Pemilihan
Knesset 1977 menandai terjadinya titik balik dalam sejarah perpolitikan Israel.
Pada pemilihan ini, Menachem Begin yang berasal
dari partai Likud mengambil
alih kontrol pemerintahan dari Partai Buruh
Israel Pada tahun itu pula, Presiden Mesir Anwar El Sadat melakukan
kunjungan ke Israel dan mengucapkan pidato di depan Knesset. Aksi ini
dilihat sebagai pengakuan kedaulatan Israel yang pertama oleh negara Arab. Dua
tahun kemudian, Sadat dan Menachem Begin
menandatangani Persetujuan Camp
David dan Perjanjian
Damai Israel-Mesir Israel menarik mundur pasukannya dari semenanjung Sinai
dan setuju untuk bernegosiasi membahas otonomi warga Palestina yang berada di
luar Garis Hijau, namun rencana tersebut tidak pernah diimplementasikan.
Pemerintahan Begin mendukung warga Israel untuk bermukim di Tepi Barat,
mengakibatkan konflik dengan warga Palestina di daerah tersebut.
Pada tanggal 7
Juni 1981, Israel membombardir reaktor nuklir Osirak milik Irak pada Operasi Opera. Badan
intelijen Israel, Mossad, mencurigai
reaktor nuklir tersebut akan digunakan Irak untuk mengembangkan senjata nuklir.
Pada tahun 1982, Israel melakukan intervensi pada Perang Saudara
Lebanon untuk menghancurkan basis-basis serangan Organisasi Pembebasan Palestina di Israel
Utara. Intervensi ini kemudian berkembang menjadi Perang Lebanon
Pertama Israel menarik pasukannya dari Lebanon pada tahun 1986. Intifada Pertama yang
merupakan perlawanan rakyat Palestina terhadap pemerintahan Israel terjadi pada
tahun 1987, menyebabkan terjadinya kekerasan di daerah pendudukan Israel.
Selama 6 tahun berikutnya, lebih dari seribu orang tewas, kebanyakan merupakan
korban kekerasan internal warga Palestina. Selama Perang Teluk 1991, PLO dan
kebanyakan warga Palestina mendukung Saddam Hussein dan Irak
dalam melancarkan serangan misil terhadap Israel.
Pada tahun
1992, Yitzhak Rabin menjadi
Perdana Menteri Israel setelah memangkan pemilihan umum legislatif Israel 1992.
Yitzhak Rabin dan partainya
mendukung adanya kompromi dengan tetangga-tetangga Israel. Setahun kemudian, Shimon Peres dan Mahmoud Abbas, sebagai
wakil Israel dan PLO, menandatangani Persetujuan Oslo. Persetujuan
ini memberikan Otoritas
Nasional Palestina hak untuk memerintah di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Selain itu, juga dinyatakan pula pengakuan hak Israel untuk berdiri dan
menyerukan berakhirnya terorisme. Pada tahun 1994, Perjanjian Damai Israel-Yordania
ditandatangani, membuat Yordania menjadi negara Arab kedua yang melakukan
normalisasi hubungan dengan Israel.
Dukungan
publik Arab terhadap persetujuan ini menurun setelah terjadinya peristiwA
pembantaian umat Muslim yang sedang bersembahyang di Masjid Ibrahimi oleh
sekelompok ekstremis gerakan Kach. Selain itu,
permukiman warga Israel di daerah pendudukan yang masih berlanjut, serta
menurunnya kondisi ekonomi Palestina juga menurunkan dukungan publik Arab.
Dukungan publik Israel terhadap persetujuan ini juga berkurang setelah
terjadinya rentetan kasus bom bunuh diri yang
dilakukan oleh hamas. Pembunuhan Yitzhak Rabin yang
dilakukan oleh ekstremis Yahudi ketika ia sedang meninggalkan sebuah pawai yang
mendukung perdamaian dengan Palestina mengejutkan seluruh negeri.
Pada akhir 1990-an,
Israel yang dipimpin oleh Benjamin
Netanyahu menarik mundur pasukannya dari Hebron dan
menandatangai Memorandum
Sungai Wye. Memorandum tersebut memberikan Otoritas Nasional
Palestina kontrol yang lebih luas[
Ehud Barak yang
merupakan Perdana Menteri terpilih pada pemilihan tahun 1999 memulai
pemerintahannya dengan menarik mundur pasukan Israel dari Lebanon Selatan dan
melakukan negosiasi dengan Ketua Otoritas Palestina Yasser Arafat dan Presiden
Amerika Serikat Bill Clinton pada Pertemuan
Camp David bulan Juli tahun 2000. Dalam pertemuan itu, Barak
menawarkan rencana pendirian Negara Palestina, namun Yasser
Arafat menolak tawaran tersebut. Setelah negosiasi gagal, Intifada Kedua dimulai.
Ariel Sharon menjadi
Perdana Menteri Israel yang baru setelah memenangi pemilihan tahun 2001. Pada
masa pemerintahannya, Sharon secara sepihak menarik muncur pasukan Israel dari
Jalur Gaza dan membangun dinding pemisah di perbatasan Tepi Barat. Pada Januari
2006, setelah Ariel Sharon menderita strok berat dan berada dalam keadaan koma,
kekuasaannya digantikan oleh Ehud Olmert.
B.
KONDISI
GEOGRAFIS
1.
Letak
astronomis
31 ° 30'N 34 ° 45'E
2.
Letak
geografis/batas2 wilayah
Israel
terletak di sebelah timur Laut Mediterania, berbatasan
dengan Lebanon di sebelah
utara, Suriah di sebelah
timur laut, Yordania di sebelah
timur, dan Mesir di sebelah
barat daya.
Wilayah
kedaulatan Israel, tidak termasuk wilayah yang ditaklukkan semasa Perang Enam Hari tahun 1967
adalah sekitar 20.770 kilometer persegai dengan 2%-nya adalah air.]Menurut hukum
Israel, luas wilayah keseluruhan Israel, yang meliputi Yerusalem Timur dan Dataran Tinggi
Golan adalah 22.072 kilometer persegi. Sedangkan luas wilayah keseluruhan yang
dikontrol Israel, meliputi wilayah Palestina di Tepi Barat adalah
27.799 km2.
3.
Bentang alam
Bentang alam
Israel padang pasir Negev di bagian
selatan sampai dengan barisan pegunungan Galilea dan Dataran Tinggi
Golan di bagian utara. Sekitar 70% populasi Israel bertempat
tinggal di bagian barat pesisir pantai Israel yang menghadap laut Mediterania.
Di sebelah timur pegunungan tengah terdapat Lembah Yordan yang merupakan bagian
dari Great Rift
Valley sepanjang 6.500 km. Sungai Yordan mengalir di
sepanjang Lemabh Yordan, dari Gunung Hermon melalui Lembah Hulah dan Laut Galilea menuju Laut Mati. Ke sebelah lebih selatannya terdapat Arabah dan berakhir
dengan Teluk Eilat (Teluk
Aqaba).
Salah satu
ciri khas geografi Israel dan Semenanjung Sinai adalah
terdapatnya makhtesh, yaitu suatu kawah yang disebabkan oleh erosi.
Makhtesh
terbesar di dunia adalah Kawah Ramon di Negev,
yang berukuran 40 kilometer kali 8 kilometer.
Sebuah laporan
mengenai status lingkungan cekungan Mediterania melaporkan bahwa Israel
memiliki jumlah spesies tumbuhan per meter persegi yang paling banyak
dibandingkan negara-negara lainnya yang juga berada di cekungan Mediterania
4. Peta Negara Israel
C. KONDISI KEPENDUDUKAN
1. Penduduk
Pada tahun 2014 Statistik menunjukkan bahwa
jumlah penduduk Israel mencapai hampir sembilan juta jiwa dengan jumlah
8.904.373 bertambah 173.811 jiwa jika dibandingkan dengan jumlah penduduk pada
tahun lalu sebesar 8.730.562 jiwa, bertambah 1100 persen jika dibandingkan
dengan tahun 1948 sejumlah 806.000 lapor Koran Al Quds, Senin.
Sementara itu jumlah kelahiran baru di Israel
mencapai 176.230 ribu jiwa, dari jumlah tersebut sebanyak 90.646 jiwa adalah
laki laki dan 85.584 jiwa adalah wanita
2. Suku atau Ras
Menurut kitab
suci Yahudi dan Kristen, Yakub mempunyai 12 anak laki-laki dan 1 anak perempuan
yang tercatat (Dina) dari 2 istri dan 2 gundik, yaitu (dengan urutan kelahiran
dalam tanda kurung):
- Lea : Ruben(1) , Simeon(2) , Lewi(3) , Yehuda(4) , Isakhar(9), Zebulon(10), Dina(P)
- Rahel : Yusuf(11) , Benyamin(12)
- Bilha : Dan(5) , Naftali(6)
- Zilpa : Gad(7) , Asyer(8)
Kedua belas anak laki-laki ini kelak menjadi bapak
leluhur dari "Dua belas suku Israel". Ketika Musa, Eleazar, Yosua dan para
kepala suku-suku Israel membagi tanah Israel pada 12 suku ini, Suku Lewi tidak
mendapatkan bagiannya karena suku ini dikhususkan untuk menjadi imam. Suku Yusuf, atas wasiat Yakub sebelum
meninggal, mendapatkan dua bagian tanah melalui Suku Efraim dan Manasye, yang
merupakan keturunan dari dua putra Yusuf dari Asnat, istrinya
yang berasal dari Mesir.
Suku Yehuda, dan Suku Benyamin bergabung
membentuk Kerajaan Yehuda/Yudea, yang
dipercaya merupakan cikal bakal dari bangsa Yahudi yang hidup
saat ini. Suku Lewi yang memiliki
tugas keagamaan sama sekali tidak memiliki tanah (hanya menguasai area Bait Suci dan 6 kota
sisa). Sedangkan suku lainnya (Ruben, Simeon, Isakhar, Zebulon, Dan, Naftali, Gad, Asyer, Efraim, Manasye Timur, dan Manasye Barat) merupakan
bagian dari Kerajaan Israel
Utara yang nantinya dinyatakan sebagai "Suku yang
Hilang".
3. Agama
Israel didirikan sebagai negara kaum Yahudi dan sering
kali disebut sebagai negara Yahudi. Hukum negara ini memberikan para Yahudi dan
orang-orang yang berketurunan Yahudi hak untuk mendapatkan kewarganegaraan
Israel. Lebih dari tiga per empat, atau 75,5% populasi Israel adalah Yahudi
yang berlatarbelakang berbeda-beda. Sekitar 68% Yahudi Israel dilahirkan di
Israel, 22%-nya merupakan imigran dari Eropa dan Amerika, dan 10%-nya merupakan
imigran dari Asia dan Afrika (termasuk pula dari Arab). Afiliasi keagamaan
penduduk Yahudi Israel bervariasi: 55%-nya mengaku sebagai
"tradisional", sedangkan 20%-nya menganggap dirinya sendiri sebagai
"Yahudi sekuler", 17% mengaku sebagai "Yahudi Ortodoks"; sisa
8%-nya mengaku sebagai "Yahudi Haredi"
Umat Muslim mencapai 16% total populasi Israel dan merupakan
agama minoritas terbesar di Israel. Sekitar 2% populasi beragama Kristen dan 1,5%-nya
beragama Druze. Populasi
umat Kristen ini termasuk pula Arab Kristen dan Yahudi
Mesiah. Terdapat pula sebagian kecil kelompok agama seperti agama Buddha dan Hindu.
Kota Yerusalem merupakan
kota yang penting bagi umat Yahudi, Muslim, dan Kristen. Yerusalem merupakan
tempat beradanya Tembok Ratapan dan Bait Allah, Masjid Al-Aqsa, dan Gereja Makam
Kudus. Situs-situs keagamaan yang penting lainnya berlokasi di
Tepi Barat, meliputi Makam Yusuf di Shechem, Gereja Kelahiran dan Kuburan Rahel di Betlehem, dan Gua Machpelah di Hebron
D. KONDISI PEREKONOMIAN
Israel dianggap sebagai salah satu negara termaju di Asia
Barat Daya dalam hal pembangunan ekonomi dan industri. Negara ini menduduki
peringkat nomor 3 di kawasan tersebut menurut Indeks
Kemudahan Berbisnis Bank Dunia dan Laporan
Daya Saing Global Forum Ekonomi
Dunia.
Pada tahun 2007, Israel memiliki produk domestik
bruto ke-44 terbesar dan pendapatan per kapita ke-22 tertinggi
(berdasarkan keseimbangan kemampuan berbelanja) di dunia
sebesar AS$232,7 miliar dan AS$33.299 secara berurutan. Pada tahun 2007, Israel diundang untuk
bergabung ke dalam Organisasi untuk Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi (OECD) yang
bertujuan untuk meningkatkan kerja sama antar negara-negara yang menjunjung
prinsip-prinsip demokrasi dan ekonomi pasar bebas.
Walaupun sumber daya alam Israel terbatas, pembangunan
yang intensif pada sektor agrikultur dan industri selama puluhan tahun
menjadikan Israel dapat berswasembada pangan secara garis besarnya, terkecuali
pada serealia dan daging sapi. Pada tahun
2006, impor Israel mencapai AS$47,8 miliar, yang terdiri dari bahan bakar fosil, bahan-bahan
mentah, dan peralatan militer Komoditas ekspor utama Israel meliputi
buah-buahan, sayur-sayuran, obat-obatan, piranti lunak,
bahan-bahan kimia, teknologi militer, dan intan; pada tahun
2006, ekspor Israel mencapai AS$42,86 miliar.
Israel menduduki peringkat pertama di dunia dalam hal konservasi air dan
penggunaan energi panas
bumi. Israel juga mengembangkan teknologi-teknologi piranti
lunak, komunikasi, dan sains di Silicon Wadi. Sejak tahun
1970-an, Israel telah menerima bantuan ekonomi dari Amerika Serikat, dan
pinjaman dari Amerika Serikat tersebut menduduki proporsi hutang luar negeri
Israel yang cukup besar. Pada tahun 2007, Amerika Serikat menyetujui bantuan
sebesar AS$30 miliar kepada Israel untuk sepuluh tahun ke depan.
Pariwisata, utamanya wisata religi, juga merupakan bidang
industri Israel yang penting. Permasalahan keamanan di Israel telah menghambat
perkembangan industri ini, namun belakangan jumlah turis mulai meningkat. Pada
tahun 2008, sekitar 3 juta turis berkunjung ke Israel.
E. KEGIATAN PARAWISATA
Yerusalem, Ibu kota Israel, adalah Tanah Suci (Holy Land) untuk tiga agama: Islam, Kristen dan Yahudi. Yerusalem telah menjadi tujuan wisata populer Israel, yang menarik ribuan peziarah agama setiap tahunnya.
Gunung Sion
Terletak di sisi selatan-barat dari Old City (Kota
Tua/Lama),diluar dinding kota ini. Pada zaman Yunani dan Romawi, gunung/bukit
ini merupakan sisi selatan Old City, tempat Perjamuan Terakhir Tuhan Yesus dan
juga rumah dari Imam Besar Kayafas.
Gereja St.Peter Gallicantu
Gereja St.
Peter Gallicantu dibangun pada tahun 1931, di lereng Gunung Sion. Menurut
tradisi, ini adalah tempat Imam Besar Kayafas, tempat Yesus dibawa ke penjara
setelah penangkapannya. Nama Gallicantu berarti ayam berkokok, diberikan untuk
mengingat kejadian saat Petrus menyangkal Kristus tiga kali (Yoh 13:36-38).
Gereja St.
Anna
Gereja yang besar dan indah ini didedikasikan untuk Anna
& Joachim, yang menurut tradisi tinggal di tempat ini, dan juga merupakan
tempat dimana putri mereka, Virgin Marry, dilahirkan
II.
NEGARA KOMORO
A. SEJARAH
Sebelum
penjajahan
Penduduk
pertama yang menduduki Kepulauan Komoro diperkirakan adalah penduduk, nelayan
dan pedagang dari Afrika dan Austronesia, yang
melakukan perjalanan dengan menggunakan perahu. Mereka datang di Komoro sekitar
abad keenam Masehi, pencatatan
sejarah yang paling awal berupa jejak arkeologi yang diketahui ditemukan di Anjouan. Sehingga
Komoro ditempati oleh penduduk dari berbagai wilayah di pantai Afrika, Teluk Persia, Indonesia, dan Madagaskar.
Pendudukan
Arab
Pada abad
ke-10, para pedagang Arab yang pertama telah membawa pengaruh Islam ke
pulau-pulau di Komoro. Salah satu fakta yang paling kuat adalah jual beli para budak-budak dari Afrika,
dan meningkatkan penyebaran dan dominasi budaya Arab di penjuru dunia.
Pemukim Arab tinggal bersama penduduk yang berasal dari Indonesia-Malaysia, serta
penduduk asli yang berbahasa Bantu, Swahili dan bahasa di
Afrika Timur.
Di samping jaraknya yang jauh dari pantai Afrika, Komoro
terletak di sepanjang selat utama antara Afrika dan Mozambik. Kepulauan
Komoro, seperti daerah pesisir lain di kawasan itu, merupakan kawasan
persinggahan yang penting di jalur perdagangan pada masa awal penyebaran agama
Islam, jalur ini sering dilalui oleh pedagang-pedagang Persia dan Arab. Untuk
penyebaran agama Islam di Komoro, penduduk Arab membangun masjid besar.
Pada tahun 933, pengaruh berbahasa Arab Sunni Persia dari Shiraz, Iran, mendominasi
pulau-pulau di Komoro. Syirazi berdagang di
sepanjang pantai Afrika Timur dan Timur Tengah, mendirikan pemerintahan dan
tanah jajahan di kepulauan Komoro.
Selama 3 (tiga) abad selanjutnya, keempat pulau (Maori, Komoro Besar, Anjouan dan Moheli), dan juga
banyak pulau kecil di Komoro dikuasai oleh bangsa Shiraz. Selama
bertahun-tahun dibagi menjadi 11 kesultanan.
Pendudukan Arab di daerah semakin meningkat bersamaan
ketika Zanzibar jatuh pada
kekuasaan bangsa Arab Oman, dan
kebudayaan masyarakat Komoro, terutama sastra, budaya dan agama juga semakin
berada di bawah kekuasaan bangsa Arab menggantikan kebudayaan Swahili dan Afrika
asli.
Pendudukan
Perancis dan Eropa
Para pelaut Portugis berlabuh di
Komoro pada awal 1500-an. Perancis mengklaim pendudukan komoro pada tahun 1530,
dan Inggris menyatakan
klaim mereka pada tahun 1554.
Pada abad ke-17, bajak laut dari Madagaskar dan Eropa mengincar
Komoro dan menjarah kapal-kapal yang berlayar menuju timur Samudra Hindia. Pada tahun
1793, prajurit dari Madagaskar mulai menyerang pulau-pulau dikomoro untuk
pertama kali, mereka mengambil penduduk Komoro untuk dijadikan sebagai budak,
dan kemudian menetap dan merebut kekuasaan dari bangsa Arab di berbagai
wilayah. Di Komoro, diperkirakan pada tahun 1865, sebanyak 40% dari populasi
penduduk Komoro terdiri dari para budak. Perancis pertama kali mendirikan
kolonial dan aturan di Komoro sekitar tahun 1841. Koloni Perancis terlebih
dahdulu menduduki Maori, dan Andrian Tsouli, sebagai Raja
Malagasi Mayotte, menandatangani Perjanjian pada bulan April 1841, yang
menyerahkan kekuasaan di pulau Mahori ke otoritas Perancis.
Kemerdekaan
Pada tahun 1973 Komoro mengadakan sebuah kesepakatan
dengan Perancis untuk kemerdekaan Komoro pada tahun 1978. Para wakil dari
Mayotte abstain. Referendum dilakukan di empat pulau utama, tiga pulau sepakat
untuk merdeka, sedangkan pulau Maori/Mayotte memilih untuk tetap di bawah
pemerintahan Perancis.
Pada tanggal 6 Juli 1975 parlemen Komoro mengeluarkan
resolusi sepihak untuk menyatakan kemerdekaan dari keempat pulau, Ahmed Abdallah
memproklamasikan kemerdekaan Komoro menjadi Negara Merdeka Komoro daulat al
qamar (bahasa Arab: دولة القمر) atau État comorien dalam bahasa
Perancis, dan ia menjadi presiden pertama Komoro.
Ketika kemerdekaan Komoro diakui oleh PBB, Perancis
menarik dukungan ekonomi untuk Komoro sehingga terjadinya kekacauan ekonomi dan
politik.
B.
KONDISI
GEOGRAFIS
1. Letak astronomis
2. Letak geografis
Komoro terletak di penghujung utara Selat
Mozambik, di antara Madagaskar and Mozambik. Secara resmi negara Komoro terdiri daripada
empat pulau di kepulauan gunung berapi Komoro, yaitu: Maori, Komoro
Besar, Anjouan dan Moheli, dan juga banyak pulau kecil. Ibu kotanya
ialah Moroni yang terletak di pulau Komoro
Besar. Negara yang luas wilayahnya lebih
kecil dari pulau Alor ini melepaskan diri dari
penjajahan Perancis tahun 1975 dan karena perbedaan agama maka sebagian
yang beragama Kristen di pulau
Maori memilih tetap bersama Perancis
3. Iklim
komoro memiliki iklim hutan
hujan tropis, dengan curah hujan yang sangat tinggi
sepanjang tahun - hanya pada bulan Oktober rata-rata curah hujan sekitar kurang
dari 100 mm, suhu rata-rata komoro sepanjang tahun relatif konstan. Suhu di
negara ini meskipun cukup panas, namun tidak begitu terasa karena curah hujan
tinggi
4.
Peta Negara Komoro
C.
D. KONDISI KEPENDUDUKAN
1. Jumlah penduduk
jumlah penduduk 671.247 jiwa dengan tingkat
kepadatan 309 jiwa/km
2. Agama
Secara bahasa, nama Komoro memang merujuk
pada sesuatu yang kecil. Ia berasal dari bahasa Arab, Juzur
Al-Qamar, yang berarti Pulau Bulan Kecil.
ukurannya yang kecil membuat tak banyak
Muslim dunia yang tahu jika 98 persen penduduk negeri ini beragama Islam
Di Afrika, umat Islam mungkin mengenal Mesir,
namun tidak Komoro. Padahal, negara ini jelas-jelas melabelkan dirinya sebagai
negara Islam dengan identitas Federal Islamic Republic of Comoros
Mereka kembali ke Komoro setelah melakukan
perjalanan ke Tanah Suci Makkah. Bukti sejarah juga menunjukkan bahwa pedagang
Arab dan seorang pangeran Persia dari Shiraz turut berjasa menghadirkan
khazanah Islam di Komoro
Di negara kepulauan ini, Islam diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat dan pemerintahan. Meski sempat mengalami
dua kali penjajahan oleh negara Eropa, yaitu Prancis dan Portugal, akar Islam
di negara ini tidak tercabut
Selama masa kolonisasi pada 1832, Prancis
tidak berusaha meminggirkan praktik-praktik Islam di kalangan warga dan
penguasa setempat
Pada 6 Juli 1975, Komoro memproklamasikan
kemerdekaannya dari Prancis. Sejak saat itu, rakyat Komoro sepakat mendirikan
negara Islam. Pascakemerdekaan, kondisi ekonomi dan politik Komoro tidak stabil
sehingga penerapan HAM dan keadilan sosial tak sepenuhnya berjalan
E. KONDISI PEREKONOMIAN
F. KEGIATAN PARAWISATA
Seperti dilansir oleh Newser pada 31
Maret 2013, komoro
termasuk ke dalam 10 negara di dunia yang paling jarang dikunjungi oleh
wisatawan asing. Pada tahun 2010 negara ini ini berhasil menarik sebanyak
15.000 wisatawan asing. Komoro dikenal dengan suasana yang tenang, terpencil dan bebas dari minuman keras, pulau-pulau di Komoro menawarkan liburan yang magis dan natural bagi wisatawan. Vegetasi di Pulau-pulau Komoro kaya dan beragam: 65% dari esensi parfum dunia berasal dari sini, diproses dari bunga ylang-ylang, melati, dan jeruk. Rempah-rempah, termasuk pala, cengkeh, lada dan vanili, juga banyak ditemukan di kepulauan ini.
Pulau-pulau di Komoro adalah pulau vulkanik dan dikelilingi oleh terumbu karang, dan wisata yang lebih menantang bisa mengunjungi puncak Gunung Kartala, sebuah gunung berapi aktif di Komoro Besar, atau menikmati berbagai macam olahraga air.[18]
Untuk wisata religi, wisatawan bisa mengunjungi beberapa masjid besar yang ada di Pulau-pulau Komoro, seperti Masjid Besar Ancienne Mosquée du Vendredi atau Masjid Jumat Kuno menjadi tempat wisata andalan di kota Moroni.
DAFTAR PUSTAKA :
http://id.wikipedia.org/wiki/Komoro#Pariwisatahttp://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/12/07/26/m7rt50-muslim-komoro-tak-lekang-dibelenggu-penjajahan-1
0 komentar:
Posting Komentar